Heidy Carla Sukmarini
"Salah seorang pelatih Credo dengan ketertarikan awal terhadap potensi kreatif manusia, hingga akhirnya mendalami Literasi usia dini. Pada masa bersekolah, ia sangat membenci sekolah. Dalam sehari, ia bisa izin ke UKS belasan kali dan ke WC puluhan kali! –Ntah apa yang terjadi pada dirinya. Pada masa SMA mengalami penolakan bimbingan karya tulis berkali-kali karena memilih tema yang mengritik sistem pendidikan di sekolahnya pada masa itu. Bergabung dengan Credo untuk berdamai dengan masa lalunya: menyajikan program belajar yang tidak semembosankan itu dan strategi mengajar yang lebih seru dari nonton aksi laga. "
Trimadona Bintang Wiratisna
"Halo, nama saya Dona. Saya adalah orang kreatif yang banyak fokus pada pengembangan Pendidikan Dasar, terutama literasi dan matematika. Jika melihat hasil INAP 2016, laporan RISE Program dari Semeru 2018 maka kita bisa lihat bahwa pendidikan dasar kita perlu pembenahan. It take a whole village to raise a child salah satu kutipan yang saya suka. Maka dari itu, mari kita bersinergi untuk kemajuan pendidikan kita, demi masa depan Indonesia! "
Nurima Sari
"Hai, nama saya Nurima Sari, asal Banten. Teman-teman biasanya memanggil saya Ima. Saya sangat tertarik dengan dunia pendidikan. Di Credo, saya menggeluti literasi di pendidikan dasar dan mengetahui keadaan pendidikan di Indonesia secara lebih nyata. Credo banyak membekali pola pikir saya dengan kreativitas yang sangat membuka pikiran saya dalam menganalisa masalah dan menghasilkan ide-ide untuk solusi. "
Desi Irmayanti
"Nama saya Desi. Saya tergabung dalam tim pengembangan program matematika di Credo. Stereotip bahwa matematika sulit dan menakutkan sempat saya alami. Namun, saya berhasil membongkar hambatan kreativitas tersebut semenjak belajar di Credo. Dengan kreativitas, saya bisa melihat inti pengajaran matematika dan penyebab matematika memperoleh momok yang negatif tersebut. Melalui pengembangan program matematika, saya ingin anak-anak bisa mengalami matematika yang sesungguhnya dan menyukai matematika, sehingga bisa mengatasi permasalahan matematika yang ada dalam kehidupan. Salah satu aspirasi saya adalah ingin memberantas buta matematika di Indonesia! "
Della Alamsyah
"Saya biasa diperbantukan dimana-mana, baik untuk kegiatan belajar mengajar, hal perkomputeran, urusan peradministrasian, perihal kerapihan, dan sebagainya. Berawal dari rasa ‘ingin mengajar’, pada akhirnya tugas-tugas di Credo memotivasi saya untuk belajar banyak hal; dimulai dengan mengenal diri dan kaitannya dengan lingkungan, peran sebagai guru dan hubungannya dengan murid dan orang tua, mulai dari mengajar hingga sempat dipanggil Ibu Kepsek. Sekarang, matematika sedang menjadi kacamata saya untuk belajar. "
Siti Nursa’diyah
""Assalamu'alaikum warohmatullahi Wabarokaatuh. Nama saya Siti Nursa'diyah. Teman-teman bisa memanggil saya Enung atau Num. Pendidikan sangat penting bagi saya, bukan hanya untuk murid saja tapi untuk pengajar juga. Bagaimana menjadi pengajar yang kreatif? Bagaimana membangun anak bangsa yang inovatif? Semenjak saya bergabung dengan Credo, saya diperlengkapi dengan cara pikir dan perilaku kreatif yang diperlukan sebagai pengajar. Saya berharap untuk saya bisa berbagi ilmu dan pengalaman berharga saya di Credo dengan pengajar-pengajar di luar sana." "
Regi Damayanti
"Saya Regi Damayanti. Bersama Credo, saya menemukan cara pikir baru untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kepala saya mengenai pendidikan. Potensi utama yang Credo sadarkan dan kembangkan dalam diri saya adalah bahwa saya kreati! Dengan menyadari hal ini, saya jadi bisa berbuat banyak untuk mengembangkan diri dan pengajaran saya. Di Credo, saya terlibat dalam tim Literasi dan saya suka dunia literasi. Oh! Apa jadinya belajar literasi kalau tidak dibarengi dengan kreativitas? Senang rasanya menemukan passion dalam bekerja."
Lusi Naraswari
"Bismillahirrohmanirrohim. Asaalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya Lusi Naraswari, teman-teman biasa memanggil saya Lusi atau Miss Lusi. Saya merasa menjadi individu “baru” semenjak masuk menjadi karyawan Credo. Kenapa individu baru? Di yayasan ini, saya menerima berbagai pelatihan yang membuat saya merasa terlahir kembali menjadi seorang guru yang sesungguhnya. Credo mendidik saya untuk menjadi seorang guru yang siap menghadapi permasalahan-permasalahan di sekolah. Apa yang saya pelajari di sini sangat mendukung untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan terkait pendidikan."
Dede Rachmat
"Asaalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya Dede Rachmat, biasa ingin dipanggil Ded. Saya sangat menyukai hal baru dan tidak biasa yang membuat saya terkadang ingin melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda/tidak biasa. Credo telah banyak membuka mata tentang pengetahuan dan kepribadian diri sendiri. Saya seperti dipertemukan jalan tentang hal-hal berbeda dan baru, itu sangat menarik, bukan hanya hal baru yang biasa tapi hal baru yang sangat penuh dengan manfaat. Semoga ke depannya, saya semakin bermanfaat di masyarakat. "